Kamera video adalah perangkat kamera yang digunakan untuk mengabil gambar bergerak dan menyimpannya pada media tertentu, dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan.
Jenis
Kamera Video
- Berdasarkan Format
Analog
Digital
2.Berdasarkan Media Rekam
Betamax
VHS
8mm
VHS-C
DV(Digital
Video)
Mini DV
Betacam
Memori
stick
Mini Disc
Tahapan
Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video
Kenali
dan Pahami Kamera Video
Semua
alat yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai supaya meminimalisasikan
kesalahan pengambilan gambar nantinya.
Rekaman
Video yang Layak Dilihat dan Disimpan
Rekaman
video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat
: cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi.
Rekaman Video yang Layak Dinikmati
Rekaman
video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai
berikut ;
- Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground.
- Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.
- Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.
- Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out, Follow, Revolve ), Truck ( Left, Right ), Zooming ( In, Out )
- Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle
- Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera
- Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot.
- Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity
Rekaman
Video yang Selesai dan Layak Tonton
Sebuah
karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap
berikut ini ;
- Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.).
- Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
- Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya.
- Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.)
- Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan,broadcasting, webcasting, dsb.).
Teknik
Kamera : Pengambilan Gambar
Establingshing
Shot (ES)
Pengambilan
gambar/shooting yang di ambil dari jarak yang sangat jauh atau dari “pandangan
mata burung”, biasanya untuk membangun pengetahuan dimana lokasi kejadian.
Long Shot
(LS)
Shooting
dilakukan dari jarak jauh, tetapi tidak sejauh establish shot.digunakan untuk
penekanan terhadap lingkungan sekitar atau setting dalam scene.
Medium
Shot (MS)
Shooting
untuk membuat frame actor. Biasanya dilakukan dari pinggang ke atas. Medium
shot (MS) bias digunakan untuk membuat focus terhadap 2 orang actor yang saling
berhadapan dan beinteraksi,missalnya: debat, berpelukan dan sebagainya.
Over Tehe
Shoulder Shot (OS)
Shooting
Untuk mengambil gambar actor melalui pundak actor yang lain,digunakan ketika
para actor saling bertatapan muka satu sama lain.contoh salah satu actor
berbicara kepada actor yang lain sedangkan yang lain mendengarkan.
Close-Up
(CU)
Shoting
diambil dari jarak dekat. Biasanya focus kepada wajah,digunakan untuk
memperlihatkan ekspresi wajah/mimic dari actor. Memperhatikan detail objek,atau
untuk mengarahkan audience pada suatu elemen yang dipentingkan.
Tips
Merekam Video Dengan Sempurna
Jika
memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.
1. Atur white balance pada setiap
perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan.
2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar
ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga
sumber pencahayaan lainnya.
3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu
(handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil
rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas).
5. Gunakan zooming hanya untuk menata
komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling),
kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena
hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing).
6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih
lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus
diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih
lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari
fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.)
7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu
panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal
antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena
tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3
hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama
setelah action berlangsung.
8. Jaga setiap shot dalam
kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik.
Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan
akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5
detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar