Macro Photography (atau Photomacrography atau Macrography)
adalah genre fotografi yang fokus pada subjek berukuran kecil seperti serangga
atau hewan kecil lainnya. Oleh sebab itu genre ini disebut juga sebagai
fotografi close-up yang sangat ekstrim. Bahkan seorang fotografer makro bisa
membidik mata serangga yang kecil seperti seekor semut.
1. Gunakan Lensa
Terbaik
Panjang fokus lensa makro
berkisar dari 50mm - 200mm. Meskipun banyak lensa zoom membanggakan untuk
pengaturan makro, ini biasanya kurang dari setengah life-size untuk perbesaran
makro yang sebenarnya, namun Anda bisa memilih mulai dari 1:1 dan tidak kurang.
Sebuah lensa 50-60mm cocok
untuk memotet makro kelas umum tetapi jika Anda ingin jarak subjek yang lebih
besar gunakan lensa 100mm tapi ini akan memberikan sedikit beban pada harga
lensa.
Untuk subjek seperti kupu-kupu dan capung, jarak lensa ke subjek menjadi lebih
penting untuk ukuran panjang lensa Anda sehingga fokus harus lebih besar.
Sedangkan lensa kisaran 150-200mm adalah yang paling mahal, tapi Anda akan
mendapatkan hasil yang jauh lebih super ketimbang hasil dari lensa makro biasa.
2. Menambahkan Extension Tube Pada Zoom Focal Standar
Extension Tube merupakan alat tambahan yang dipasang pada lensa untuk
memperpendek jarak fokus lensa Anda. Dengan alat ini Anda bisa menghasilkan
gambar yang jauh lebih besar dari subjek yang kecil.
Seekor kumbang bunga berkaki tebal dibidik dengan lensa zoom 18-200mm + tube
20mm, ini bisa menjadi contoh alternatif yang jauh lebih murah daripada membeli
lensa makro mahal. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan lebih dari 1
extension tube ke lensa Anda.
3. Menambahkan Dioptres
Untuk Membuat Fokus Lensa Lebih Dekat
Close-up filter adalah elemen tunggal untuk lensa yang terlihat seperti
kaca pembesar. Filter ini memiliki sekrub ulir yang dipasang pada elemen depan
lensa dan dapat memberikan alternatif murah untuk menciptakan sebuah lensa
makro hebat .
Filter ini tersedia dalam berbagai kekuatan yang diukur dalam dioptri.
Close-up filter yang sering tersedia adalah +1, +2 atau +4 dioptri pembesaran.
Dioptres juga tersedia pada filter persegi seperti gaya Cokin Filter. Dan
keuntungan lain menggunakan dioptres bisa digunakan juga untuk membuat foto
close-up.
4. Terapkan Teknik Depth
of Field Yang Sesuai
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan konsep Depth of
Field (DOF), pilih bukaan aperture terkecil seperti f/16 atau
bahkan f/22. Anda akan menemukan bahwa menerapkanDOF pada
aperture f/22 dengan jarak sekitar 15mm adalah yang
terbaik.
Di sisi lain mungkin Anda ingin menggunakan DOF yang ekstrim dan menunjukkan sedikitketajaman
/ fokus seperti menggunakan bukaan aperture "penuh" f/2.8 atau f/4.
Dan salah satu keuntungan dari cara ini adalah setiap bagian
diluar fokus (seperti background) akan menunjukkan bentuk seperti lingkaran gelembung yang terlihat
sangat menarik.
5. Padukan Flash Dengan
Ambient Light
Memang dengan menggunakan sebuah cahaya dari flash untuk menghidupkan gambar
adalah cara umum yang sering dilakukan, apalagi pemula.
Hati-hati menggunakan flash sepenuhnya pada foto makro. Ketika menghidupkan
flash dengan shutter speed naik 1-stop maka hasilnya akan sangat gelap pada
bagian background dan hanya terang pada subjek saja.
Anda bisa menurunkan shutter speed dibawah nilai 1/200 (200detik) untuk
membiarkan ambient light tetap ada pada bagian background.
6. Gunakan Bantuan Third
Hand
Third Hand merupakan aksesori penting untuk fotografi makro. Ini sangat
berguna sekali untuk menjaga posisi subjek tetap stabil dan untuk menghindari
gerakan subjek oleh tiupan angin.
7. Pemilihan Background
Pilih latar belakang atau background dengan warna yang berbeda dengan subjek
yang Anda bidik.
Fotografi makro memang tidak semudah yang Anda fikir. Selain membutuhkan alat
dan skill, ada beberapa masalah umum yang sering dijumpai saat memotret subjek
mini seperti makro.
semutnya bikin gemessss
BalasHapus