Dalam fotografi ada dua
jenis distorsi yaitu distorsi optik dan perspektif. Kedua distorsi ini
menghasilkan semacam deformasi gambar, ada yang ringan dan ada juga beberapa
yang sangat terasa.
Distorsi optik tidak lain disebabkan oleh desain optik lensa, oleh karena itu
sering disebut "distorsi lensa".
Sedangkan distorsi perspektif disebabkan oleh posisi kamera yang relatif
terhadap subjek atau dengan posisi subjek dalam bingkai (frame) gambar.
Pengetahuan ini juga penting untuk diketahui agar Anda dapat membedakan
beberapa jenis distorsi dan mengidentifikasinya. Dengan artikel ini saya akan
coba menjelaskan setiap jenis distorsi secara rinci, dengan ilustrasi dan
contohnya.
1. Distorsi Optical
Dalam fotografi, distorsi umumnya disebut sebagai penyimpangan optik hingga
terjadinya deformasi dan membungkukkan garis lurus secara fisik dan membuatnya
tampil melengkung (ke dalam atau ke luar) pada gambar, dan distorsi seperti ini
juga sering disebut sebagai "curvilinear (lengkung)". Distorsi optik
terjadi akibat dari desain optik itu sendiri, di mana ketika elemen lensa
khusus digunakan untuk mengurangi bulatan dan penyimpangan lainnya. Singkatnya,
distorsi optik adalah kesalahan lensa.
Ada tiga jenis distorsi optik yang dikenal secara umum yaitu barrel, pincushion, mustache.
Mari kita lihat masing-masing distorsi secara detail, dimulai dari lensa dengan
nol distorsi:
Sangat jarang ada lensa yang tidak memiliki distorsi, karena sebagian besar
lensa mengalami setidaknya satu jenis distorsi. Lensa yang sangat baik memiliki
elemen lensa yang secara signifikan mengurangi distorsi, dan itu tidak terlihat
oleh mata kita. Banyak lensa zoom terutama superzooms seperti Nikon
18-200mm VR memiliki dari beberapa jenis distorsi seperti barrel dan
pincushion pada panjang rentang focal yang berbeda.
1.1. Distorsi Barrel
Ketika garis lurus melengkung ke luar dan di bentuk per barel, maka jenis
penyimpangan yang mirip "cembung" inilah yang disebut "distorsi
barrel". Distorsi ini sering terlihat pada lensasudut lebar (wide-angle),
dan distorsi barrel ini terjadi karena bidang pandang lensa yang jauh lebih
luas dari ukuran sensor gambar, oleh karena itu perlu diperas untuk
menyesuaikannya. Akibatnya, maka terjadilah garis lurus yang tampak melengkung
ke luar, terutama pada bagian dekat tepi frame. Berikut adalah contoh dari
distorsi barrel yang kuat:
Perhatikan, pada gambar di atas garis yang lurus berada di tengah frame dan
hanya mulai membungkuk jauh dari pusat frame, kemudian terjadi perbesaran
menurun menuju sudut.
Distorsi barrel biasanya
dijumpai pada kebanyakan lensa sudut lebar (wide-angle), baik itu lensa fix
(prime) maupun lensa zoom yang memiliki focal length relatif pendek. Tingginya
distorsi dapat bervariasi, tergantung pada jarak kamera ke subjek. Bahkan lensa
prime standar 50mm berpotensi dapat menghasilkan distorsi barrel pada jarak
subjek yang dekat. Distorsi barrel dapat menurun secara signifikan dengan
menggunakan kompensasi oleh elemen optik, tapi untuk benar-benar menghilangkan
distorsi tersebut adalah hampir mustahil. Beberapa lensa seperti Nikon 14-24mm
f/2.8G memiliki sejumlah elemen kompensasi distorsi, sehingga ini manambah
berat lensa maupun ukuran lensa. Inilah sebabnya mengapa lensa wide-angle
biasanya lebih besar dan lebih berat dari lensa standar / lensa normal.
1.2. Distorsi Pincushion
Distorsi pincushion adalah kebalikan dari distorsi barrel yaitu garis lurus
melengkung ke arah dalam dan terlihat seperti "cekung". Jenis
distorsi ini biasanya terlihat pada lensa tele, dan hal itu terjadi karena
pembesaran gambar meningkatkan bagian menuju tepi bingkai dari sumbu optik.
Pada distorsi ini, bidang pandang lebih kecil dari ukuran sensor gambar dan
dengan demikian perlu "ditarik" untuk menyesuaikannya. Akibatnya,
garis lurus tampak ditarik ke dalam seperti yang terlihat pada gambar di bawah
ini:
Distorsi pincushion ini juga merupakan penyimpangan yang sangat umum, terutama
pada lensa zoom tele. Untuk lensa tele super mahal telah dipasangi elemen
kompensasi yang dapat secara signifikan mengurangi distorsi pincushion ini,
tetapi kebanyakan konsumen dan bahkan lensa zoom tele kelas pro seperti Nikon
80-400mm VR juga masih menderita distorsi pincushion. Bahkan, distorsi
pincushion bisa sangat berat pada lensa kelas bawah.
Perlu Anda ketahui bahwa sebagian besar lensa zoom sapujagad (gabungan wide dan
tele) biasanya memiliki distorsi barrel pada focal length terpendek, kemudian
secara bertahap melakukan transisi ke distorsi pincushion menjelang focal
length terpanjang. Sebuah contoh untuk kasus sperti itu bisa ditemui pada lensa
sapujagad Nikon 18-300mm VR, yang dimulai dengan distorsi barrel yang kuat
di 18mm, lalu mulai beralih ke distorsi pincushion pada 28mm dan tetap seperti
itu sampai 300mm.
Sama seperti distorsi barrel, distorsi pincushion juga dapat dengan mudah
diperbaiki menggunakan software post-processing seperti Lightroom dan Photoshop.
Informasi lensa akan terbaca di Lightroom dan Camera RAW memiliki kemampuan
untuk benar-benar menghilangkan distorsi ini dengan baik.
1.3. Distorsi Mustache
Paling buruk di antara jenis distorsi adalah distorsi mustache, yang
kadang-kadang saya sebut distorsi "bergelombang". Pada dasarnya
distorsi ini merupakan kombinasi dari distorsi barrel dan distorsi pincushion.
Jika pada kedua distorsi sebelumnya garis tengah frame dalam kondisi lurus atau
normal, sedangkan pada distorsi mustache ini garis tengah justru yang mengalami
penyimpangan seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:
Ini adalah alasan mengapa distorsi mustache sering disebut sebagai distorsi
"kompleks", karena karakteristiknya memang kompleks dan bisa sangat
sulit untuk ditangani. Sementara jenis distorsi yang berpotensi tetap, sering
membutuhkan software khusus. Anda tidak bisa hanya menggandalkan bantuan
Lightroom dan Photoshop pada distorsi ini, kecuali profil lensa dengan distorsi
tersebut sudah dibangun untuk memerangi distorsi tersebut. Jika Anda mencoba
menangani distorsi ini seperti menangani jenis barrel atau pincushion ,
hasilnya akan malah membuat sudut-sudut melengkung lebih ekstrim bahkan
distorsinya akan lebih kuat menuju bagian pusat frame, atau singkatnya distorsi
jadi "lebih parah".
Sejumlah lensa tua, serta beberapa lensa modern memiliki distorsi mustache.
Sebagai contohnya bisa Anda temui pada lensa Nikon 18-35mm f/3.5-4.5D, yang
menunjukkan kasus lebih buruk untuk distorsi mustache.
Lensa Rectilinear (Bujur Sangkar) dan Lensa Curvilinear (Lengkung)
Ada beberapa lensa dengan optik yang dirancang untuk menjadi "rectilinear
(bujur sangkar)", seperti Nikon 14mm f/2.8D dan Canon EF
14mm f/2.8L II USM, di mana lensa ini menghasilkan garis lurus tanpa menekuk
(objek terlihat sesuai penglihatan manusia). Tapi ada pula lensa lain seperti
"fisheye" yang dirancang untuk menjadi "curvilinear (lengkung)".
Lensa bujursangkar umumnya meregangkan objek dan membuatnya terlihat sama
seperti yang dilihat oleh mata, khususnya terhadap pada tepi frame. Sedangkan
lensa lengkung justru tidak meregangkan apa-apa, tetapi malah sangat
mendistorsi gambar dengan membuat garis lurus menjadi melengkung. Lihatlah
contoh gambar berikut ini yang menunjukkan perbedaan antara lensa rectilinear
(bujur sangkar) dan lensa curvilinear (lengkung):
Seperti yang Anda lihat, subjek pagar pada gambar sebelah kiri tampak melengkung
karena itu difoto menggunakan lensa fisheye. Sementara gambar di sebelah kanan
difoto menggunakan lensa bujursangkar dan hasilnya pagar terlihat lurus dan
alami, seperti yang terlihat oleh mata manusia.
Perhatikan lagi gambar di atas sebelah kanan, ukuran pagar terlihat besar
di depan frame dan semakin kecil meruncing pada jarak yang semakin jauh, inilah
yang disebut sebagai distorsi perspektif. Dan ini tidak ada
hubungannya dengan distorsi optik.
2. Distorsi Perspektif
Seperti yang saya katakan di atas, jenis distorsi lain yang sering terlihat
dalam gambar adalah distorsi perspektif. Ini berbeda dengan distorsi optik dan
tidak ada hubungannya dengan optik lensa, dan dengan demikian distorsi
perspektif bukan pula kesalahan lensa. Ketika kita memproyeksikan ruang tiga
dimensi menjadi gambar dua dimensi, maka subjek yang jaraknya terlalu dekat
dengan kamera akan tampak membesar (terdistorsi oleh jarak), bila dibandingkan
dengan subjek yang jauh dari kamera. Ini adalah kejadian yang dianggap normal
dan sesuatu yang bisa Anda buktikan menggunakan mata sendiri.
Sebagai contoh, cobalah Anda memotret anak kecil dekat bagian kepala, maka
hasilnya kepala akan terlihat membesar sedangkan bagian tubuh sampai kaki
terlihat mengecil seperti meruncing. Perhatikan gambar di bawah ini:
Foto di atas saya ambil menggunakan lensa dengan focal length 18mm, perhatikan
distorsinya.
Kasus ini tampaknya membingungkan banyak fotografer tentang hubungan antara
focal length dengan distorsi perspektif. Anda mungkin pernah mendengar beberapa
fotografer mengatakan bahwa untuk memotret subjek manusia harus menggunakan
focal length yang cukup panjang atau tidak hasilnya akan terdistorsi akibat
focal length yang sangat pendek. Sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa
pernyataan ini sebagian besar adalah palsu. Selain lensa fisheye, semua lensa
memiliki perspektif yang sama dan yang menjadi penyebab distorsi perspektif
adalah jarak kamera ke subjek yang sangat menentukan terjadinya distorsi, dan
bukan karena focal length. Berikut contoh lainnya untuk kasus distorsi
perspektif:
Foto di atas memang bukan milik saya. Tapi subjek mobil terlihat benar-benar
terdistorsi, karena saat memotret ini sang fotografer berdiri sangat dekat
dengan mobil dengan menggunakan lensa wide-angle Nikon 14-24mm. Anda bisa
melihatnya sendiri kalau bagian kiri mobil besarnya tidak proporsional.
Kasus lainnya tentang
distorsi perspektif
Banyak produsen yang melengkapi lensa mereka dengan fitur "perspective
control" atau "tilt-shift" agar lensa bisa menghadapi distorsi
pada situasi tertentu. Tapi hasilnya ternyata tidak wajar, yang maksudnya bahwa
objek yang dihasilkan oleh lensa seperti itu berbeda dengan objek yang terlihat
langsung oleh mata kita sendiri, dan itu sangat terasa ketika kita melihatnya
dari sudut rendah (low-angle). Sebagai contoh perhatikan gambar di bawah ini:
Kedua gambar di atas diambil dari sudut rendah yang sama. Gambar sebelah kiri
diambil menggunakan lensa tanpa fitur kendali perspektif dan terlihat sesuai
fakta di lapangan, sedangkan gambar sebelah kanan menggunakan lensa dengan
fitur kendali perspektif (perspective control atau tilt-shift).
Kesimpulannya bahwa distorsi perspektif lebih banyak diakibatkan oleh jarak
antara kamera ke subjek, dan juga bisa dipengaruhi oleh pemilihan sudut
pengambilan gambar (angle). Namun fakta lainnya juga menunjukan tingkat distorsi
perspektif juga didukung oleh distorsi optik lensa rectilinear (bujur sangkar)
dengan sudut ultra-wide.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar