Senin, 16 Mei 2016

Mengenal Macam-Macam Distorsi Lensa

Dalam fotografi ada dua jenis distorsi yaitu distorsi optik dan perspektif. Kedua distorsi ini menghasilkan semacam deformasi gambar, ada yang ringan dan ada juga beberapa yang sangat terasa.

Distorsi optik tidak lain disebabkan oleh desain optik lensa, oleh karena itu sering disebut "distorsi lensa". Sedangkan distorsi perspektif disebabkan oleh posisi kamera yang relatif terhadap subjek atau dengan posisi subjek dalam bingkai (frame) gambar.

Pengetahuan ini juga penting untuk diketahui agar Anda dapat membedakan beberapa jenis distorsi dan mengidentifikasinya. Dengan artikel ini saya akan coba menjelaskan setiap jenis distorsi secara rinci, dengan ilustrasi dan contohnya.

1. Distorsi Optical

Dalam fotografi, distorsi umumnya disebut sebagai penyimpangan optik hingga terjadinya deformasi dan membungkukkan garis lurus secara fisik dan membuatnya tampil melengkung (ke dalam atau ke luar) pada gambar, dan distorsi seperti ini juga sering disebut sebagai "curvilinear (lengkung)". Distorsi optik terjadi akibat dari desain optik itu sendiri, di mana ketika elemen lensa khusus digunakan untuk mengurangi bulatan dan penyimpangan lainnya. Singkatnya, distorsi optik adalah kesalahan lensa.

Ada tiga jenis distorsi optik yang dikenal secara umum yaitu barrel, pincushion, mustache. Mari kita lihat masing-masing distorsi secara detail, dimulai dari lensa dengan nol distorsi:


Sangat jarang ada lensa yang tidak memiliki distorsi, karena sebagian besar lensa mengalami setidaknya satu jenis distorsi. Lensa yang sangat baik memiliki elemen lensa yang secara signifikan mengurangi distorsi, dan itu tidak terlihat oleh mata kita. Banyak lensa zoom terutama superzooms seperti Nikon 18-200mm VR memiliki dari beberapa jenis distorsi seperti barrel dan pincushion pada panjang rentang focal yang berbeda.

1.1. Distorsi Barrel

Ketika garis lurus melengkung ke luar dan di bentuk per barel, maka jenis penyimpangan yang mirip "cembung" inilah yang disebut "distorsi barrel". Distorsi ini sering terlihat pada lensasudut lebar (wide-angle), dan distorsi barrel ini terjadi karena bidang pandang lensa yang jauh lebih luas dari ukuran sensor gambar, oleh karena itu perlu diperas untuk menyesuaikannya. Akibatnya, maka terjadilah garis lurus yang tampak melengkung ke luar, terutama pada bagian dekat tepi frame. Berikut adalah contoh dari distorsi barrel yang kuat:


Perhatikan, pada gambar di atas garis yang lurus berada di tengah frame dan hanya mulai membungkuk jauh dari pusat frame, kemudian terjadi perbesaran menurun menuju sudut.

Distorsi barrel biasanya dijumpai pada kebanyakan lensa sudut lebar (wide-angle), baik itu lensa fix (prime) maupun lensa zoom yang memiliki focal length relatif pendek. Tingginya distorsi dapat bervariasi, tergantung pada jarak kamera ke subjek. Bahkan lensa prime standar 50mm berpotensi dapat menghasilkan distorsi barrel pada jarak subjek yang dekat. Distorsi barrel dapat menurun secara signifikan dengan menggunakan kompensasi oleh elemen optik, tapi untuk benar-benar menghilangkan distorsi tersebut adalah hampir mustahil. Beberapa lensa seperti Nikon 14-24mm f/2.8G memiliki sejumlah elemen kompensasi distorsi, sehingga ini manambah berat lensa maupun ukuran lensa. Inilah sebabnya mengapa lensa wide-angle biasanya lebih besar dan lebih berat dari lensa standar / lensa normal.

1.2. Distorsi Pincushion

Distorsi pincushion adalah kebalikan dari distorsi barrel yaitu garis lurus melengkung ke arah dalam dan terlihat seperti "cekung". Jenis distorsi ini biasanya terlihat pada lensa tele, dan hal itu terjadi karena pembesaran gambar meningkatkan bagian menuju tepi bingkai dari sumbu optik. Pada distorsi ini, bidang pandang lebih kecil dari ukuran sensor gambar dan dengan demikian perlu "ditarik" untuk menyesuaikannya. Akibatnya, garis lurus tampak ditarik ke dalam seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:


Distorsi pincushion ini juga merupakan penyimpangan yang sangat umum, terutama pada lensa zoom tele. Untuk lensa tele super mahal telah dipasangi elemen kompensasi yang dapat secara signifikan mengurangi distorsi pincushion ini, tetapi kebanyakan konsumen dan bahkan lensa zoom tele kelas pro seperti Nikon 80-400mm VR juga masih menderita distorsi pincushion. Bahkan, distorsi pincushion bisa sangat berat pada lensa kelas bawah.

Perlu Anda ketahui bahwa sebagian besar lensa zoom sapujagad (gabungan wide dan tele) biasanya memiliki distorsi barrel pada focal length terpendek, kemudian secara bertahap melakukan transisi ke distorsi pincushion menjelang focal length terpanjang. Sebuah contoh untuk kasus sperti itu bisa ditemui pada lensa sapujagad Nikon 18-300mm VR, yang dimulai dengan distorsi barrel yang kuat di 18mm, lalu mulai beralih ke distorsi pincushion pada 28mm dan tetap seperti itu sampai 300mm.

Sama seperti distorsi barrel, distorsi pincushion juga dapat dengan mudah diperbaiki menggunakan software post-processing seperti Lightroom dan Photoshop. Informasi lensa akan terbaca di Lightroom dan Camera RAW memiliki kemampuan untuk benar-benar menghilangkan distorsi ini dengan baik.


1.3. Distorsi Mustache

Paling buruk di antara jenis distorsi adalah distorsi mustache, yang kadang-kadang saya sebut distorsi "bergelombang". Pada dasarnya distorsi ini merupakan kombinasi dari distorsi barrel dan distorsi pincushion. Jika pada kedua distorsi sebelumnya garis tengah frame dalam kondisi lurus atau normal, sedangkan pada distorsi mustache ini garis tengah justru yang mengalami penyimpangan seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:


Ini adalah alasan mengapa distorsi mustache sering disebut sebagai distorsi "kompleks", karena karakteristiknya memang kompleks dan bisa sangat sulit untuk ditangani. Sementara jenis distorsi yang berpotensi tetap, sering membutuhkan software khusus. Anda tidak bisa hanya menggandalkan bantuan Lightroom dan Photoshop pada distorsi ini, kecuali profil lensa dengan distorsi tersebut sudah dibangun untuk memerangi distorsi tersebut. Jika Anda mencoba menangani distorsi ini seperti menangani jenis barrel atau pincushion , hasilnya akan malah membuat sudut-sudut melengkung lebih ekstrim bahkan distorsinya akan lebih kuat menuju bagian pusat frame, atau singkatnya distorsi jadi "lebih parah".

Sejumlah lensa tua, serta beberapa lensa modern memiliki distorsi mustache. Sebagai contohnya bisa Anda temui pada lensa Nikon 18-35mm f/3.5-4.5D, yang menunjukkan kasus lebih buruk untuk distorsi mustache.

Lensa Rectilinear (Bujur Sangkar) dan Lensa Curvilinear (Lengkung)

Ada beberapa lensa dengan optik yang dirancang untuk menjadi "rectilinear (bujur sangkar)", seperti Nikon 14mm f/2.8D dan Canon EF 14mm f/2.8L II USM, di mana lensa ini menghasilkan garis lurus tanpa menekuk (objek terlihat sesuai penglihatan manusia). Tapi ada pula lensa lain seperti "fisheye" yang dirancang untuk menjadi "curvilinear (lengkung)".

Lensa bujursangkar umumnya meregangkan objek dan membuatnya terlihat sama seperti yang dilihat oleh mata, khususnya terhadap pada tepi frame. Sedangkan lensa lengkung justru tidak meregangkan apa-apa, tetapi malah sangat mendistorsi gambar dengan membuat garis lurus menjadi melengkung. Lihatlah contoh gambar berikut ini yang menunjukkan perbedaan antara lensa rectilinear (bujur sangkar) dan lensa curvilinear (lengkung):


Seperti yang Anda lihat, subjek pagar pada gambar sebelah kiri tampak melengkung karena itu difoto menggunakan lensa fisheye. Sementara gambar di sebelah kanan difoto menggunakan lensa bujursangkar dan hasilnya pagar terlihat lurus dan alami, seperti yang terlihat oleh mata manusia.

Perhatikan lagi gambar di atas sebelah kanan, ukuran pagar terlihat besar di depan frame dan semakin kecil meruncing pada jarak yang semakin jauh, inilah yang disebut sebagai distorsi perspektif. Dan ini tidak ada hubungannya dengan distorsi optik.



2. Distorsi Perspektif

Seperti yang saya katakan di atas, jenis distorsi lain yang sering terlihat dalam gambar adalah distorsi perspektif. Ini berbeda dengan distorsi optik dan tidak ada hubungannya dengan optik lensa, dan dengan demikian distorsi perspektif bukan pula kesalahan lensa. Ketika kita memproyeksikan ruang tiga dimensi menjadi gambar dua dimensi, maka subjek yang jaraknya terlalu dekat dengan kamera akan tampak membesar (terdistorsi oleh jarak), bila dibandingkan dengan subjek yang jauh dari kamera. Ini adalah kejadian yang dianggap normal dan sesuatu yang bisa Anda buktikan menggunakan mata sendiri.

Sebagai contoh, cobalah Anda memotret anak kecil dekat bagian kepala, maka hasilnya kepala akan terlihat membesar sedangkan bagian tubuh sampai kaki terlihat mengecil seperti meruncing. Perhatikan gambar di bawah ini:


Foto di atas saya ambil menggunakan lensa dengan focal length 18mm, perhatikan distorsinya.

Kasus ini tampaknya membingungkan banyak fotografer tentang hubungan antara focal length dengan distorsi perspektif. Anda mungkin pernah mendengar beberapa fotografer mengatakan bahwa untuk memotret subjek manusia harus menggunakan focal length yang cukup panjang atau tidak hasilnya akan terdistorsi akibat focal length yang sangat pendek. Sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa pernyataan ini sebagian besar adalah palsu. Selain lensa fisheye, semua lensa memiliki perspektif yang sama dan yang menjadi penyebab distorsi perspektif adalah jarak kamera ke subjek yang sangat menentukan terjadinya distorsi, dan bukan karena focal length. Berikut contoh lainnya untuk kasus distorsi perspektif:


Foto di atas memang bukan milik saya. Tapi subjek mobil terlihat benar-benar terdistorsi, karena saat memotret ini sang fotografer berdiri sangat dekat dengan mobil dengan menggunakan lensa wide-angle Nikon 14-24mm. Anda bisa melihatnya sendiri kalau bagian kiri mobil besarnya tidak proporsional.

Kasus lainnya tentang distorsi perspektif

Banyak produsen yang melengkapi lensa mereka dengan fitur "perspective control" atau "tilt-shift" agar lensa bisa menghadapi distorsi pada situasi tertentu. Tapi hasilnya ternyata tidak wajar, yang maksudnya bahwa objek yang dihasilkan oleh lensa seperti itu berbeda dengan objek yang terlihat langsung oleh mata kita sendiri, dan itu sangat terasa ketika kita melihatnya dari sudut rendah (low-angle). Sebagai contoh perhatikan gambar di bawah ini:


Kedua gambar di atas diambil dari sudut rendah yang sama. Gambar sebelah kiri diambil menggunakan lensa tanpa fitur kendali perspektif dan terlihat sesuai fakta di lapangan, sedangkan gambar sebelah kanan menggunakan lensa dengan fitur kendali perspektif (perspective control atau tilt-shift).

Kesimpulannya bahwa distorsi perspektif lebih banyak diakibatkan oleh jarak antara kamera ke subjek, dan juga bisa dipengaruhi oleh pemilihan sudut pengambilan gambar (angle). Namun fakta lainnya juga menunjukan tingkat distorsi perspektif juga didukung oleh distorsi optik lensa rectilinear (bujur sangkar) dengan sudut ultra-wide.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar