All About Photography
http://www.kelasfotografi.com/
Minggu, 16 Juli 2017
Senin, 16 Mei 2016
Lensa Tele Legendaris Canon EF 1200mm
Seorang fotografer luar baru-baru ini memutuskan untuk menyukai salah satu lensa tele paling legendaris yang pernah dibuat, Canon EF 1200mm f / 5.6 L USM. Sekarang lensa itu tersedia dijual secara online di B & H Superstore. Para fotografer profesional merasa mendapat kesempatan untuk memiliki optik raksasa untuk pengalaman pemotretan yang unik.
Tidak hanya legendaris, tapi lensa ini tergolong langka dan misterius.
Teman-teman fotografer di Canon bahkan tidak dapat memberitahu secara pasti
berapa banyak lensa ini dibuat. Ada spekulasi informasi di media, tapi banyak
para ahli berpikir bahwa lensa ini kurang dari dua lusin yang pernah
diproduksi.
Lensa ini sangat sulit untuk ditemukan apalagi Canon bahkan tidak memiliki
contoh setelah perusahaan satu salinan yang rusak diperbaiki dalam kecelakaan
pengiriman. B & H Digunakan Departemen menyambut lensa 1200mm Canon
ketiga. Yang terakhir untuk mengunjungi Superstore itu dijual pada tahun 2009.
Sejarah Lensa ;
Lensa Canon EF 1200mm f/5.6 L USM lahir dengan Canon FD mount dan
dilaporkan pertama kali muncul pada tahun 1984, di Olimpiade Musim
Panas di Los Angeles, California. Lima lensa yang digunakan oleh
media untuk meliput Olimpiade dan kemudian lensa dikirim kembali ke Jepang dan
kemudian dikonversi ke EF mount. Menurut Canon, ini adalah lensa terpanjang di
dunia dengan kemampuan autofocus penuh.
Canon membuat lensa ini
tersedia dengan pesanan khusus saja. Budged $ 10.000 diperlukan untuk
fotografer yang ingin memiliki lensa ini. Majalah Sports Illustrated membeli
dua lensa 1200mm ini pada tahun 1990. Canon meminjamkan lensa ke St. Louis
Post-Dispatch pada tahun 1999, sehingga mereka bisa mendokumentasikan Major
League Baseball slugger Mark McGuire dari tengah lapangan; memotret setiap
lapangan McGuire saat menghadapi musim itu. Panjang fokus lensa yang ekstrim
memberikan perspektif yang unik dari pandangan jauh bahkan dari luar pagar yang
mana lensa lain tidak dapat menjangkaunya.
Lensa dibangun dari logam dan dicat warna putih. Lensa top profesional Canon
membawa seri "L" dengan menunjukan "cincin merah" yang khas
ada di sekitar lensa. Cat putih diterapkan ke lensa tele besar ini sebagai awal
aplikasi praktis untuk meningkatkan stabilitas termal untuk lensa terbesar mereka.
Sebagai produk lensa unggulan yang terhormat dari "L Series,"
lensa EF 1200mm ini memiliki cincin merah terbesar yang pernah dilukis di lensa
Canon.
Beratnya hanya lebih dari 36 pound. Lebar bagian depan 9". Lensa Canon
EF 70-200mm f / 2.8L IS USM II memliki berat 3,28 lb. Banyak lensa
"pro" 77mm memiliki filter 77mm dengan ukuran 6 "lebih kecil
dari lingkaran besar dari lensa canon legendaris ini. Berbicara tentang filter,
tidak ada yang membuat sebuah filter circular polarizer 228.6mm
termasuk untuk filter neutral density (ND) maupun filter UV.
Bagian belakang lensa memiliki holder drop-in gelatin khusus untuk filter 48mm.
Jika panjang focal 1200mm masih belum cukup panjang untuk Anda, tersedia Canon
Extender EF 1.4x II and 2.0x II teleconverters yang bisa Anda gunakan
untuk menambah panjang focal pada lensa ini. Sedangkan menggunakan lensa ini
pada format kamera Canon APS-C sepertiCanon 7D Mark II maka Anda
langsung memiliki akses ke focal 1920mm f / 5.6. Selain itu di situs Canon
USA tersedia extension tubes 12mm dan 25mm untuk
mengurangi jarak fokus minimum pada lensa ini.
Dalam dunia lensa, ini mungkin satu-satunya lensa yang menunjukkan jarak
ditandai 900 feet / 300 meter sebelum Anda menggunakan fokus infinity. Pada
aperture f / 5.6, jarak hyperfocal lensa ini hampir 8 mil. Dan jika aperture
lensa stop di nilai f / 32 maka jarak hyperfocal akan relatif kecil 1,4 mil.
Uji Lensa
Tim penguji lensa B&H melakukan percobaan di Brooklyn Bridge Promenade dan kemudian keDUMBO (Down Under the Manhattan Bridge Overpass). Menurut mereka daerah Promenade dan DUMBO akan memberi berbagai mata pelajaran untuk menunjukan kemampuan unik dari lensa ini, karena pandangan dari kiri ke kanan adalah Red Hook, Gubernur Island, Patung Liberty, Ellis Island, dan di ujung selatan ada Manhattan termasuk Wall Street Heliport, One World Trade Center, South Street Seaport dan bangunan terkemuka lainnya seperti Jembatan Brooklyn, dan Jembatan Manhattan.
Jembatan Brooklyn pada
jarak lebih dari setengah mil
|
Mereka membawa lensa raksasa ini ke lokasi syuting di belakang sebuah SUV. Sedangkan berfikir membawa lensa ini ke dalam kereta bawah tanah kota New York menurut mereka akan menjadi proposisi yang sulit, meskipun pada waktu sunyi diluar jam sibuk.
Saat mendirikan lensa ini secara aman mereka membutuhkan empat tangan dan juga membutuhkan sebuah tripod yang lebih besar dan kokoh untuk menjaga lensa ini agar tetap stabil saat digunakan. Oleh sebab itu mereka menggunakan tripod video yang substansial dari Departemen untuk digunakan pada misi mereka saat itu.
Percobaan Kedua
Untuk percobaan kedua dengan lensa ini, tim memilih untuk berangkat ke Staten Island, di mana mereka akan memiliki akses ke berbagai titik pandang untuk mencoba menggambarkan kemampuan lensa ini.
Di Staten Island, tim mendirikan lensa di terminal feri. Kemudian membidik dari terminal menjadi salah satu pertimbangan yang harus diingat ketika menggunakan lensa ini tentang kondisi udara sekitar. Saat itu hari sejernih kristal, bebas dari kabut dan asap.
Jarak sekitar 4/10 dari satu mil dari lensa.
Jembatan Verrazano,
diambil dengan jarak 50mm menggunakan kamera full-frame
|
Kotak merah adalah bidang pandang Canon 1200mm
untuk foto sebelumnya.
Williamsburg, Manhattan,
Jembatan Brooklyn dalam satu gambar diambil dari Staten Island Ferry.
|
Berikut spesifikasi lensa tele legendaris Canon EF 1200mm:
Penjelasan Lengkap Tentang Bulb Serta Fungsi Gunanya
Berbicara
soal bulb tidak lepas dari pembahasan shutter speed. Apa hubungannya? Karena bulb masuk dalam
lingkup shutter speed. Jadi untuk mengetahui cara kerja bulb adalah dengan
mempelajari dasar shutter speed.
Shutter speed atau kecepatan shutter memiliki kecepatan yang variatif dan bisa
Anda atur sesuai kebutuhan. Bisa cepat dan juga bisa lambat. Nah, shutter speed
yang paling lambat itulah yang dinamakan bulb.
Secara umum kecepatan shutter pada semua kamera adalah 30 detik, jika lebih
dari 30 detik sudah masuk ke mode bulb.
Pada shutter speed yang sangat cepat umumnya digunakan untuk merekam
"jelas" subjek bergerak seperti memotret olah raga, kendaraan
bergerak dan levitasi, gunanya untuk mencegah terjadinya motion gerakan dari
subjek. Istilah untuk ini disebut membekukan gerakan.
Lalu bagaimana dengan shutter speed yang lambat dan bahkan sangat lambat
seperti bulb?
Kebalikkan dari shutter
speed yang cepat, maka pada bulb seperti kesengajaan membiarkan terjadinya
motion / blur pada subjek yang bergerak sehingga muncullah efek visual seperti
bayang dari bias gerakan. Jika bulb diterapkan pada subjek bercahaya seperti lalu
lintas kendaraan pada malam hari, maka hasilnya Anda akan melihat lukisan cahaya
bergaris yang timbul dari lampu kendaraan yang sedang melintas. Contohnya
seperti foto di bawah ini:
Kesimpulannya, bulb atau shutter speed lambat dapat merekam
"semua" gerakan subjek dari awal sampai batas waktu bulb itu selesai.
Jadi misalkan Anda memotret subjek bergerak dari kiri ke kanan menggunakan mode
bulb atau shutter speed lambat, maka hasilnya semua gerakan subjek (dari kiri
ke kanan) akan terekam.
Pengembangan Bulb
Kreatifitas menggunakan bulb tidak hanya berhenti sampai di atas. Masih dalam
metode yang sama namun Anda bisa menghasilkan kreasi yang berbeda, salah
satunya adalah teknik "Light Painting (lukisan cahaya)".
Teknik ini memotret seseorang yang melukis sesuatu menggunakan benda bercahaya
(senter atau semacamnya) seperti menulis kata, nama, atau menggambar suatu
objek. Contoh light painting sederhana seperti foto di bawah ini:
Selain teknik light painting, Anda juga bisa menggunakan bulb untuk foto
pemandangan (landscape) dan kembang api (fireworks). Namun untuk foto landscape
lebih tepat dikatakanlong eksposur karena bukan hanya mengenai bulb saja
tapi juga memaksimalkan 2 pengaturan lainnya yaitu ISO dan aperture. Berikut
contohnya:
Bulb Dan Long Exposure
Perlu Anda ketahui kalau bulb belum bisa dikatakan sepenuhnya sebagai long
exposure tapi bulb hanya merupakan bagian dari long exposure.
Alasannya?
Bulb hanya berhubungan pada 1 elemen / pengaturan dari 3 elemen lainnya yang
membentuk eksposur yaitu shutter speed. Sedangkan long exposure bekerja dengan
memaksimalkan ke tiga elemen yaitu shutter speed, aperture dan ISO, yang disebut segitiga eksposur.
Memilih Waktu Untuk
Melakukan Bulb
Tidak pada semua waktu Anda bisa menggunakan teknik bulb ini. Bulb
digunakan pada kondisi pencahayaan yang gelap seperti malam hari, dalam
terowongan, atau dalam ruang tak bercahaya. Namun secara umum bulb digunakan
pada malam hari.
Alasannya?
Bulb = shutter speed lambat yaitu tirai rana terbuka dalam waktu yang sangat
lama. Sehingga jumlah cahaya yang masuk ke kamera melalui tirai rana sangat
banyak. Lalu jika bulb digunakan pada siang hari bisa menghasilkan pencahayaan
yang sangat over, bahkan mungkin Anda hanya akan melihat cahaya putih dan tak
ada objek apapun pada foto. Oleh sebab itu bulb digunakan pada kondisi minim
cahaya untuk mengimbangi pencahayaan akibat pengaruh dari bulb itu sendiri.
Belajar Memotret Sunrise Dan Sunset
Ada momen yang berlangsung
sebentar saja, momen yang harus Anda kejar bahkan menunggunya, momen yang
terjadi dua kali sehari, ia adalah momen ketika matahari akan terbit dan
terbenam.
Memotret sunrise / sunset sekilas memang terlihat mudah. Tapi jika ada cara
lain yang bisa memaksimalkan hasil foto Anda mengapa tidak dicoba?
Artikel saya kali ini hanya ingin berbagi petunjuk dasar untuk cara memotret
sunrise / sunset. Okey, saya akan memulai dari persiapan yang dibutuhkan untuk
memotret sunrise / sunset. Silahkan duduk manis dan simak baik-baik.
1. Menentukan lokasi pemotretan
Pemotretan yang dikerjakan dengan konsep dan perencanaan tentunya jauh lebih
baik. Cobalah Anda berkeliling mencari objek seperti pantai, bukit atau
pegunungan, dan perhatikan juga sekeliling objek. Berpikirlah untuk persiapan
Anda nantinya seperti menentukan arah dan posisi untuk mengambil gambar sunset
/ sunrise.
2. Memilih waktu pemotretan
Anda tidak sedang mengambil gambar seorang model tapi akan memotret momen yang
terjadi dalam waktu singkat. Ingat! sangat singkat. Maka tentukan waktu
pemotretan seperti pada pukul berapa Anda harus tiba di lokasi untuk
mempersiapkan segalanya. Sunset dan sunrise berlangsung sangat cepat, jadi
jangan terlambat dan kedatangan Anda malah jadi sia-sia.
3. Alat yang dibutuhkan
Gunakan lensa wide (lebar)
yaitu lensa yang memiliki rentang focal pendek yang memang lebih dikhususkan
untuk memotret pemdandangan. Namun jika Anda tidak memiliki lensa seperti itu
maka gunakan saja lensa standar (kit 18-55mm) atau lensa apa saja yang Anda
miliki. Selain lensa, siapkan juga sebuah tripod yang kokoh untuk
berjaga-jaga bila situasi alam saat memotret cocok untuk Anda terapkan teknik bulb. Selain itu tripod
juga berguna untuk menghasilkan gambar yang stabil (tanpa hand shake / blur) apalagi
jika lensa Anda tidak memiliki fitur anti getar (IS, VC, atau IC)
Setelah melakukan persiapan, selanjutnya Anda perlu mengetahui beberapa
settingan kamera yang diperlukan untuk menghasilkan foto sunrise / sunset.
1. Dirikan tripod (jika ada) dan pasang kamera Anda, kemudian nyalakan kamera
dan putar tombol mode-dial ke simbol "M" untuk masuk ke
mode pemotretan manual exposure.
2. Persempit aperture / diafragma dan gunakan nilai f/8 untuk
memperluas ruang ketajaman pada objek dan sekaligus mencegah vignette.
3. Untuk shutter speed gunakan saja dulu nilai aman, apalagi jika
Anda tidak menggunakan tripod. Rekomendasi saya gunakan nilai minimal 1/200s atau
lebih tinggi dari itu.
4. Untuk ISO gunakan saja dulu nilai paling rendah yaitu ISO 100.
5. Selanjutnya ubah White Balance (WB) kamera Anda ke pilihan cloudy
(mendung), shade, ataudaylight. Anda bisa memilih salah satunya.
6. Karena ini memotret pemandangan saat sunrise / sunset maka sebaiknya gunakan
fokusinfinity (jika lensa Anda mendukung) untuk memfokuskan objek jarak
jauh. Tapi jika lensa Anda tidak memiliki
fokus infinity maka ini akan sedikit sulit dan Anda harus mengira-ngira saat
mengunci fokus pada objek.
Setelah merubah settingan kamera sesuai petunjuk di atas, selanjutnya silahkan
Anda mulai memotret dengan mengambil beberapa gambar sunrise / sunset.
Cara Mengatasi Kemungkinan
Foto Gagal
1. Jika hasil foto terlalu gelap (under exposed) maka solusinya cukup
dengan menaikkan nilai ISO 1 atau 2 stop yaitu 200, 400 atau lebih tinggi sampai
mendapatkan hasil yang Anda inginkan. Namun hati-hati menggunakan ISO tinggi
karena bisa menimbulkan "noise" (bintik-bintik) pada hasil foto Anda
(umumnya max ISO 800). Bila Anda menggunakan tripod maka solusinya cukup menurunkan
nilai shutter speed dari nilai yang saya rekomendasikan di atas dan
biarkan nilai ISO pada nilai 100.
2. Jika hasilnya terlalu terang (over exposed) maka solusinya cukup menaikkan
lagi nilai shutter speed dari nilai yang saya rekomendasikan di atas.
Terkait dengan artikel ini, ada salah satu artikel saya lainnya tentang tips
membentuk distorsi perspektif pada foto landscape yang bisa Anda terapkan
bersama-sama ketika memotret sunrise maupun sunset.
Tips Membuat Foto Hitam Putih (Black and White) Pada Subjek Manusia
Banyak yang mengira kalau
foto hitam putih (black and white) itu hanya sekedar berwarna
"hitam" dan "putih". Banyak pula yang mengira kalau foto
hitam putih itu bisa diterapkan pada semua objek dan momen. Awalnya saya pun
berfikir demikian tapi pemahaman saya berubah setelah mendengar sahabat saya
yang menceritakan bahwa 2 folder foto hitam putih miliknya ditolak semua oleh
seorang fotografer pro spesialis black and white asal Indonesia. Sepertinya ada
sesuatu yang perlu diperhatkan lagi, sesuatu yang perlu didalami dalam membuat
foto hitam putih.
Kali ini cuma sekedar tips dasar yang saya yakin Anda semua ingin
mengetahuinya. Baiklah kita mulai saja.
Dalam ilmu desain grafis khususnya "color" ada yang disebut sebagai RGB.
Ia gabungan atau mewakili dari 3 warna yaitu Red (merah), Green
(hijau), Blue (biru). Lantas apa hubungannya dengan foto hitam putih? Mari
kita cari tahu jawabannya.
Apakah Anda mahir menggunakan photoshop? Jika iya, silahkan jalankan photoshop
Anda sekarang. Ambil salah satu foto portrait (subjek manusia) untuk dijadikan
bahan contoh. Setelah itu pilih tab "CHANNELS", perhatikan gambar di
bawah:
Pada tab CHANNELS sesuai
gambar di atas terdapat 4 channel warna dan channel yang pertama yaitu RGB yang
merupakan gabungan dari 3 warna. Sedangkan 3 channel lainnya adalah channel
yang mewakili masing-masing warna dari RGB yaitu channel Red, Green dan Blue.
Ketika Anda memilih channel selain RGB entah itu Red, Green, atau Blue maka
foto Anda akan berubah menjadi hitam putih. Tapi coba Anda perhatikan lagi, masing-masing
dari ketiga channel tersebut menghasilkan warna hitam putih yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Silahkan Anda buktikan dengan mengklik satu persatu dari 3
channel tersebut.
Khusus untuk channel Red, warna hitam putih yang dihasilkan akan lebih
cenderung cerah dan putih pada bagian kulit. Mau tahu alasannya?
Hanya ada satu warna dari RGB yang paling dominan dengan kulit manusia yaitu
Red alias merah. Seputih apapun kulit Anda pasti masih memiliki unsur merah
kecuali Anda tidak memiliki darah dalam tubuh. Nah, ketika Anda
menggunakan channel Red maka warna yang dipilih untuk dikonversi menjadi warna
"putih" adalah merah sedangkan yang lainnya menjadi bagian warna
hitam. Oleh sebab itu pada channel Red kulit manusia akan menjadi lebih terang.
Khusus untuk channel Green, warna hitam putih yang dihasilkan masih dalam kadar
normal. Karena selain warna merah, kulit manusia juga memiliki unsur warna
kuning namun kadarnya lebih sedikit dari warna merah. Sedangkan Green alias
hijau mendekati warna kuning. Oleh sebab itu pada channel Green warna hitam
putih yang dihasilkan itu stabil dan tidak seekstrim channel Red. Mengapa?
Karena pada kulit manusia unsur warna merah jauh lebih banyak ketimbang unsur
warna kuning apalagi hijau. Paham?
Uraian di atas cuma penjelasan awal dengan photoshop, lalu bagaimana teori ini
bisa diterapkan pada kamera?
Pada kamera canon tersedia picture style "Monochrome" dalam
simbol (M). Secara default picture style monochrome adalah untuk foto
hitam putih tapi dengan toning effect didalamnya kemudian bisa diubah
menjadi sepia, blue, purple dan green. Nah, selain toning effect tersedia
juga filter effect yang cara kerjanya sama seperti channel pada
photoshop di atas. Perbedaanya pada filter effect terdapat 4 pilihan filter
yaitu Yellow, Orange, Red, Green.
Jadi, kita bisa menarik kesimpulan bahwa ketika ingin membuat foto hitam putih
pada subjek manusia dengan membuat "kulit" si subjek menjadi lebih
putih maka cukup merubah filter effect menjadi Red. Tapi hati-hati, akan
sedikit menggangu jika subjek mengenakan atribut atau properti berwarna merah
seperti baju atau topi.
7 Tips Membuat Foto Makro (Macro Photography)
Macro Photography (atau Photomacrography atau Macrography)
adalah genre fotografi yang fokus pada subjek berukuran kecil seperti serangga
atau hewan kecil lainnya. Oleh sebab itu genre ini disebut juga sebagai
fotografi close-up yang sangat ekstrim. Bahkan seorang fotografer makro bisa
membidik mata serangga yang kecil seperti seekor semut.
1. Gunakan Lensa
Terbaik
Panjang fokus lensa makro
berkisar dari 50mm - 200mm. Meskipun banyak lensa zoom membanggakan untuk
pengaturan makro, ini biasanya kurang dari setengah life-size untuk perbesaran
makro yang sebenarnya, namun Anda bisa memilih mulai dari 1:1 dan tidak kurang.
Sebuah lensa 50-60mm cocok
untuk memotet makro kelas umum tetapi jika Anda ingin jarak subjek yang lebih
besar gunakan lensa 100mm tapi ini akan memberikan sedikit beban pada harga
lensa.
Untuk subjek seperti kupu-kupu dan capung, jarak lensa ke subjek menjadi lebih
penting untuk ukuran panjang lensa Anda sehingga fokus harus lebih besar.
Sedangkan lensa kisaran 150-200mm adalah yang paling mahal, tapi Anda akan
mendapatkan hasil yang jauh lebih super ketimbang hasil dari lensa makro biasa.
2. Menambahkan Extension Tube Pada Zoom Focal Standar
Extension Tube merupakan alat tambahan yang dipasang pada lensa untuk
memperpendek jarak fokus lensa Anda. Dengan alat ini Anda bisa menghasilkan
gambar yang jauh lebih besar dari subjek yang kecil.
Seekor kumbang bunga berkaki tebal dibidik dengan lensa zoom 18-200mm + tube
20mm, ini bisa menjadi contoh alternatif yang jauh lebih murah daripada membeli
lensa makro mahal. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan lebih dari 1
extension tube ke lensa Anda.
3. Menambahkan Dioptres
Untuk Membuat Fokus Lensa Lebih Dekat
Close-up filter adalah elemen tunggal untuk lensa yang terlihat seperti
kaca pembesar. Filter ini memiliki sekrub ulir yang dipasang pada elemen depan
lensa dan dapat memberikan alternatif murah untuk menciptakan sebuah lensa
makro hebat .
Filter ini tersedia dalam berbagai kekuatan yang diukur dalam dioptri.
Close-up filter yang sering tersedia adalah +1, +2 atau +4 dioptri pembesaran.
Dioptres juga tersedia pada filter persegi seperti gaya Cokin Filter. Dan
keuntungan lain menggunakan dioptres bisa digunakan juga untuk membuat foto
close-up.
4. Terapkan Teknik Depth
of Field Yang Sesuai
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan konsep Depth of
Field (DOF), pilih bukaan aperture terkecil seperti f/16 atau
bahkan f/22. Anda akan menemukan bahwa menerapkanDOF pada
aperture f/22 dengan jarak sekitar 15mm adalah yang
terbaik.
Di sisi lain mungkin Anda ingin menggunakan DOF yang ekstrim dan menunjukkan sedikitketajaman
/ fokus seperti menggunakan bukaan aperture "penuh" f/2.8 atau f/4.
Dan salah satu keuntungan dari cara ini adalah setiap bagian
diluar fokus (seperti background) akan menunjukkan bentuk seperti lingkaran gelembung yang terlihat
sangat menarik.
5. Padukan Flash Dengan
Ambient Light
Memang dengan menggunakan sebuah cahaya dari flash untuk menghidupkan gambar
adalah cara umum yang sering dilakukan, apalagi pemula.
Hati-hati menggunakan flash sepenuhnya pada foto makro. Ketika menghidupkan
flash dengan shutter speed naik 1-stop maka hasilnya akan sangat gelap pada
bagian background dan hanya terang pada subjek saja.
Anda bisa menurunkan shutter speed dibawah nilai 1/200 (200detik) untuk
membiarkan ambient light tetap ada pada bagian background.
6. Gunakan Bantuan Third
Hand
Third Hand merupakan aksesori penting untuk fotografi makro. Ini sangat
berguna sekali untuk menjaga posisi subjek tetap stabil dan untuk menghindari
gerakan subjek oleh tiupan angin.
7. Pemilihan Background
Pilih latar belakang atau background dengan warna yang berbeda dengan subjek
yang Anda bidik.
Fotografi makro memang tidak semudah yang Anda fikir. Selain membutuhkan alat
dan skill, ada beberapa masalah umum yang sering dijumpai saat memotret subjek
mini seperti makro.
Mengenal Point of Interest (POI) Dalam Fotografi
Tahukah Anda perbedaan antara objek dan subjek dalam fotografi? Untuk menjawab pertanyaan ini coba Anda perhatikan gambar di atas. Pada foto di atas pemotretan dilakukan di pantai saat matahari akan terbenam. Maka objek pada foto di atas adalah "pantai atau pemandangan pantai". Sedangkan subjeknya adalah matahari dan keong.
Lalu apa hubungannya dengan Point of Interest (POI)?
Perhatikan kembali foto di atas, subjek manakah dari foto di atas yang pertama kali menarik perhatian Anda? Maka itulah yang dinamakan Point of Interest (POI) atau bisa juga disebut sebagai subjek utama.
Dalam
kaidah fotografi sangat ditekankan untuk menghadirkan POI pada sebuah foto.
Gunanya untuk lebih memberi kedalaman visual dan cerita pada sebuah foto.
Apakah ini perlu? Silahkan saja Anda memotret tanpa aturan tapi mungkin saja
foto yang Anda hasilkan akan dinilai hambar tanpa rasa seni. Karena perlu
diingat lagi bahwa fotografi juga termasuk seni.
Bagaimana cara memilih Poin of Interest (POI)?
Ada beberapa tips dasar yang bisa Anda lakukan. Namun ketika Anda memotret sekumpulan orang yang beraktivitas entah apapun itu atau memotret keramaian disebuah pertunjukan, pasar dan jalanan, maka carilah subjek yang paling terlihat berbeda. Entah itu subjek berbeda dari segi aktivitasnya, interaksinya, warna baju dan apapun yang menurut Anda itu bisa menarik perhatian setiap orang yang Akan melihat foto Anda. Sebagai contoh, coba perhatikan foto di bawah ini:
Bagaimana cara memilih Poin of Interest (POI)?
Ada beberapa tips dasar yang bisa Anda lakukan. Namun ketika Anda memotret sekumpulan orang yang beraktivitas entah apapun itu atau memotret keramaian disebuah pertunjukan, pasar dan jalanan, maka carilah subjek yang paling terlihat berbeda. Entah itu subjek berbeda dari segi aktivitasnya, interaksinya, warna baju dan apapun yang menurut Anda itu bisa menarik perhatian setiap orang yang Akan melihat foto Anda. Sebagai contoh, coba perhatikan foto di bawah ini:
Foto di atas memang sengaja diedit selective color untuk membedakan warna antara subjek utama dan sekumpulan orang sekitar. Meskipun tanpa diedit, subjek utama dengan aktivitasnya yang memikul bambu sudah bisa dinilai berbeda dengan aktivitas orang sekitar sehingga layak dipilih menjadi POI.
Cara menempatkan Poin of Interest (POI)
Tidak ada aturan akan hal ini namun ini anjuran oleh para profesional. POI atau subjek utama sebaiknya ditempatkan pada area rule of third. Menurut mereka yang berpengalaman bahwa sebuah foto dengan penempatan POI pada rule of thirds akan jauh lebih enak dipandang. Selain itu, foto tersebut akan lebih dinilai teratur dalam memilih komposisi.
Melakoni profesi fotografer sebaiknya mengikuti kaidah yang berlaku. Jika ingin keluar dari aturan maka buktikan bahwa kreasi Anda jauh lebih baik dengan aturan Anda sendiri. Sekedar mengingatkan bahwa aturan yang dilaksanakan oleh mereka yang profesional bukanlah aturan yang gagal, justru untuk menjadi profesional sebaiknya mengikuti jejak mereka yang lebih dulu mendapat predikat profesional.
Langganan:
Postingan (Atom)