Senin, 16 Mei 2016

Lensa Tele Legendaris Canon EF 1200mm

Seorang fotografer luar baru-baru ini memutuskan untuk menyukai salah satu lensa tele paling legendaris yang pernah dibuat, Canon EF 1200mm f / 5.6 L USM. Sekarang lensa itu tersedia dijual secara online di B & H Superstore. Para fotografer profesional merasa mendapat kesempatan untuk memiliki optik raksasa untuk pengalaman pemotretan yang unik.

Tidak hanya legendaris, tapi lensa ini tergolong langka dan misterius. Teman-teman fotografer di Canon bahkan tidak dapat memberitahu secara pasti berapa banyak lensa ini dibuat. Ada spekulasi informasi di media, tapi banyak para ahli berpikir bahwa lensa ini kurang dari dua lusin yang pernah diproduksi.

Lensa ini sangat sulit untuk ditemukan apalagi Canon bahkan tidak memiliki contoh setelah perusahaan satu salinan yang rusak diperbaiki dalam kecelakaan pengiriman. B & H Digunakan Departemen menyambut lensa 1200mm Canon ketiga. Yang terakhir untuk mengunjungi Superstore itu dijual pada tahun 2009.



Sejarah Lensa ;

Lensa Canon EF 1200mm f/5.6 L USM lahir dengan Canon FD mount dan dilaporkan pertama kali muncul pada tahun 1984, di Olimpiade Musim Panas di Los Angeles, California. Lima lensa yang digunakan oleh media untuk meliput Olimpiade dan kemudian lensa dikirim kembali ke Jepang dan kemudian dikonversi ke EF mount. Menurut Canon, ini adalah lensa terpanjang di dunia dengan kemampuan autofocus penuh.



Canon membuat lensa ini tersedia dengan pesanan khusus saja. Budged $ 10.000 diperlukan untuk fotografer yang ingin memiliki lensa ini. Majalah Sports Illustrated membeli dua lensa 1200mm ini pada tahun 1990. Canon meminjamkan lensa ke St. Louis Post-Dispatch pada tahun 1999, sehingga mereka bisa mendokumentasikan Major League Baseball slugger Mark McGuire dari tengah lapangan; memotret setiap lapangan McGuire saat menghadapi musim itu. Panjang fokus lensa yang ekstrim memberikan perspektif yang unik dari pandangan jauh bahkan dari luar pagar yang mana lensa lain tidak dapat menjangkaunya.

Lensa dibangun dari logam dan dicat warna putih. Lensa top profesional Canon membawa seri "L" dengan menunjukan "cincin merah" yang khas ada di sekitar lensa. Cat putih diterapkan ke lensa tele besar ini sebagai awal aplikasi praktis untuk meningkatkan stabilitas termal untuk lensa terbesar mereka. Sebagai produk lensa unggulan yang terhormat  dari "L Series," lensa EF 1200mm ini memiliki cincin merah terbesar yang pernah dilukis di lensa Canon.

Beratnya hanya lebih dari 36 pound. Lebar bagian depan 9". Lensa Canon EF 70-200mm f / 2.8L IS USM II memliki berat 3,28 lb. Banyak lensa "pro" 77mm memiliki filter 77mm dengan ukuran 6 "lebih kecil dari lingkaran besar dari lensa canon legendaris ini. Berbicara tentang filter, tidak ada yang membuat sebuah filter circular polarizer 228.6mm termasuk untuk filter neutral density (ND) maupun filter UV. Bagian belakang lensa memiliki holder drop-in gelatin khusus untuk filter 48mm.




Jika panjang focal 1200mm masih belum cukup panjang untuk Anda, tersedia Canon Extender EF 1.4x II and 2.0x II teleconverters yang bisa Anda gunakan untuk menambah panjang focal pada lensa ini. Sedangkan menggunakan lensa ini pada format kamera Canon APS-C sepertiCanon 7D Mark II maka Anda langsung memiliki akses ke focal 1920mm f / 5.6. Selain itu di situs Canon USA tersedia extension tubes 12mm dan 25mm untuk mengurangi jarak fokus minimum pada lensa ini.

Dalam dunia lensa, ini mungkin satu-satunya lensa yang menunjukkan jarak ditandai 900 feet / 300 meter sebelum Anda menggunakan fokus infinity. Pada aperture f / 5.6, jarak hyperfocal lensa ini hampir 8 mil. Dan jika aperture lensa stop di nilai f / 32 maka jarak hyperfocal akan relatif kecil 1,4 mil.


Uji Lensa

Tim penguji lensa B&H melakukan percobaan di Brooklyn Bridge Promenade dan kemudian keDUMBO (Down Under the Manhattan Bridge Overpass). Menurut mereka daerah Promenade dan DUMBO akan memberi berbagai mata pelajaran untuk menunjukan kemampuan unik dari lensa ini, karena pandangan dari kiri ke kanan adalah Red Hook, Gubernur Island, Patung Liberty, Ellis Island, dan di ujung selatan ada Manhattan termasuk Wall Street Heliport, One World Trade Center, South Street Seaport dan bangunan terkemuka lainnya seperti Jembatan Brooklyn, dan Jembatan Manhattan.


Jembatan Brooklyn pada jarak lebih dari setengah mil

Mereka membawa lensa raksasa ini ke lokasi syuting di belakang sebuah SUV. Sedangkan berfikir membawa lensa ini ke dalam kereta bawah tanah kota New York menurut mereka akan menjadi proposisi yang sulit, meskipun pada waktu sunyi diluar jam sibuk.

Saat mendirikan lensa ini secara aman mereka membutuhkan empat tangan dan juga membutuhkan sebuah tripod yang lebih besar dan kokoh untuk menjaga lensa ini agar tetap stabil saat digunakan. Oleh sebab itu mereka menggunakan tripod video yang substansial dari Departemen untuk digunakan pada misi mereka saat itu.

Percobaan Kedua

Untuk percobaan kedua dengan lensa ini, tim memilih untuk berangkat ke Staten Island, di mana mereka akan memiliki akses ke berbagai titik pandang untuk mencoba menggambarkan kemampuan lensa ini.

Di Staten Island, tim mendirikan lensa di terminal feri. Kemudian membidik dari terminal menjadi salah satu pertimbangan yang harus diingat ketika menggunakan lensa ini tentang kondisi udara sekitar. Saat itu hari sejernih kristal, bebas dari kabut dan asap. 
Jarak sekitar 4/10 dari satu mil dari lensa.



Jembatan Verrazano, diambil dengan jarak 50mm menggunakan kamera full-frame


Kotak merah adalah bidang pandang Canon 1200mm untuk foto sebelumnya.


Williamsburg, Manhattan, Jembatan Brooklyn dalam satu gambar diambil dari Staten Island Ferry.

Berikut spesifikasi lensa tele legendaris Canon EF 1200mm:


Penjelasan Lengkap Tentang Bulb Serta Fungsi Gunanya

Berbicara soal bulb tidak lepas dari pembahasan shutter speed. Apa hubungannya? Karena bulb masuk dalam lingkup shutter speed. Jadi untuk mengetahui cara kerja bulb adalah dengan mempelajari dasar shutter speed.


Shutter speed atau kecepatan shutter memiliki kecepatan yang variatif dan bisa Anda atur sesuai kebutuhan. Bisa cepat dan juga bisa lambat. Nah, shutter speed yang paling lambat itulah yang dinamakan bulb.

Secara umum kecepatan shutter pada semua kamera adalah 30 detik, jika lebih dari 30 detik sudah masuk ke mode bulb.

Pada shutter speed yang sangat cepat umumnya digunakan untuk merekam "jelas" subjek bergerak seperti memotret olah raga, kendaraan bergerak dan levitasi, gunanya untuk mencegah terjadinya motion gerakan dari subjek. Istilah untuk ini disebut membekukan gerakan.

Lalu bagaimana dengan shutter speed yang lambat dan bahkan sangat lambat seperti bulb?
Kebalikkan dari shutter speed yang cepat, maka pada bulb seperti kesengajaan membiarkan terjadinya motion / blur pada subjek yang bergerak sehingga muncullah efek visual seperti bayang dari bias gerakan. Jika bulb diterapkan pada subjek bercahaya seperti lalu lintas kendaraan pada malam hari, maka hasilnya Anda akan melihat lukisan cahaya bergaris yang timbul dari lampu kendaraan yang sedang melintas. Contohnya seperti foto di bawah ini:

 


Kesimpulannya, bulb atau shutter speed lambat dapat merekam "semua" gerakan subjek dari awal sampai batas waktu bulb itu selesai. Jadi misalkan Anda memotret subjek bergerak dari kiri ke kanan menggunakan mode bulb atau shutter speed lambat, maka hasilnya semua gerakan subjek (dari kiri ke kanan) akan terekam.
Pengembangan Bulb


Kreatifitas menggunakan bulb tidak hanya berhenti sampai di atas. Masih dalam metode yang sama namun Anda bisa menghasilkan kreasi yang berbeda, salah satunya adalah teknik "Light Painting (lukisan cahaya)".

Teknik ini memotret seseorang yang melukis sesuatu menggunakan benda bercahaya (senter atau semacamnya) seperti menulis kata, nama, atau menggambar suatu objek. Contoh light painting sederhana seperti foto di bawah ini:



Selain teknik light painting, Anda juga bisa menggunakan bulb untuk foto pemandangan (landscape) dan kembang api (fireworks). Namun untuk foto landscape lebih tepat dikatakanlong eksposur karena bukan hanya mengenai bulb saja tapi juga memaksimalkan 2 pengaturan lainnya yaitu ISO dan aperture. Berikut contohnya:



Bulb Dan Long Exposure


Perlu Anda ketahui kalau bulb belum bisa dikatakan sepenuhnya sebagai long exposure tapi bulb hanya merupakan bagian dari long exposure.

Alasannya?  

Bulb hanya berhubungan pada 1 elemen / pengaturan dari 3 elemen lainnya yang membentuk eksposur yaitu shutter speed. Sedangkan long exposure bekerja dengan memaksimalkan ke tiga elemen yaitu shutter speed, aperture dan ISO, yang disebut segitiga eksposur.
Memilih Waktu Untuk Melakukan Bulb


Tidak pada semua waktu Anda bisa menggunakan teknik bulb ini. Bulb digunakan pada kondisi pencahayaan yang gelap seperti malam hari, dalam terowongan, atau dalam ruang tak bercahaya. Namun secara umum bulb digunakan pada malam hari.

Alasannya?

Bulb = shutter speed lambat yaitu tirai rana terbuka dalam waktu yang sangat lama. Sehingga jumlah cahaya yang masuk ke kamera melalui tirai rana sangat banyak. Lalu jika bulb digunakan pada siang hari bisa menghasilkan pencahayaan yang sangat over, bahkan mungkin Anda hanya akan melihat cahaya putih dan tak ada objek apapun pada foto. Oleh sebab itu bulb digunakan pada kondisi minim cahaya untuk mengimbangi pencahayaan akibat pengaruh dari bulb itu sendiri.

Belajar Memotret Sunrise Dan Sunset

Ada momen yang berlangsung sebentar saja, momen yang harus Anda kejar bahkan menunggunya, momen yang terjadi dua kali sehari, ia adalah momen ketika matahari akan terbit dan terbenam.


Memotret sunrise / sunset sekilas memang terlihat mudah. Tapi jika ada cara lain yang bisa memaksimalkan hasil foto Anda mengapa tidak dicoba?

Artikel saya kali ini hanya ingin berbagi petunjuk dasar untuk cara memotret sunrise / sunset. Okey, saya akan memulai dari persiapan yang dibutuhkan untuk memotret sunrise / sunset. Silahkan duduk manis dan simak baik-baik.

1. Menentukan lokasi pemotretan

Pemotretan yang dikerjakan dengan konsep dan perencanaan tentunya jauh lebih baik. Cobalah Anda berkeliling mencari objek seperti pantai, bukit atau pegunungan, dan perhatikan juga sekeliling objek. Berpikirlah untuk persiapan Anda nantinya seperti menentukan arah dan posisi untuk mengambil gambar sunset / sunrise.

2. Memilih waktu pemotretan 

Anda tidak sedang mengambil gambar seorang model tapi akan memotret momen yang terjadi dalam waktu singkat. Ingat! sangat singkat. Maka tentukan waktu pemotretan seperti pada pukul berapa Anda harus tiba di lokasi untuk mempersiapkan segalanya. Sunset dan sunrise berlangsung sangat cepat, jadi jangan terlambat dan kedatangan Anda malah jadi sia-sia.

3. Alat yang dibutuhkan


Gunakan lensa wide (lebar) yaitu lensa yang memiliki rentang focal pendek yang memang lebih dikhususkan untuk memotret pemdandangan. Namun jika Anda tidak memiliki lensa seperti itu maka gunakan saja lensa standar (kit 18-55mm) atau lensa apa saja yang Anda miliki. Selain lensa, siapkan juga sebuah tripod yang kokoh untuk berjaga-jaga bila situasi alam saat memotret cocok untuk Anda terapkan teknik bulb. Selain itu tripod juga berguna untuk menghasilkan gambar yang stabil (tanpa hand shake / blur) apalagi jika lensa Anda tidak memiliki fitur anti getar (IS, VC, atau IC)

Setelah melakukan persiapan, selanjutnya Anda perlu mengetahui beberapa settingan kamera yang diperlukan untuk menghasilkan foto sunrise / sunset.

1. Dirikan tripod (jika ada) dan pasang kamera Anda, kemudian nyalakan kamera dan putar tombol mode-dial ke simbol "M" untuk masuk ke mode pemotretan manual exposure.

2. Persempit aperture / diafragma dan gunakan nilai f/8 untuk memperluas ruang ketajaman pada objek dan sekaligus mencegah vignette.

3. Untuk shutter speed gunakan saja dulu nilai aman, apalagi jika Anda tidak menggunakan tripod. Rekomendasi saya gunakan nilai minimal 1/200s atau lebih tinggi dari itu.

4. Untuk ISO gunakan saja dulu nilai paling rendah yaitu ISO 100.

5. Selanjutnya ubah White Balance (WB) kamera Anda ke pilihan cloudy (mendung), shade, ataudaylight. Anda bisa memilih salah satunya.

6. Karena ini memotret pemandangan saat sunrise / sunset maka sebaiknya gunakan fokusinfinity (jika lensa Anda mendukung) untuk memfokuskan objek jarak jauh. Tapi jika lensa Anda tidak memiliki fokus infinity maka ini akan sedikit sulit dan Anda harus mengira-ngira saat mengunci fokus pada objek.

Setelah merubah settingan kamera sesuai petunjuk di atas, selanjutnya silahkan Anda mulai memotret dengan mengambil beberapa gambar sunrise / sunset. 



Cara Mengatasi Kemungkinan Foto Gagal


1. Jika hasil foto terlalu gelap (under exposed) maka solusinya cukup dengan menaikkan nilai ISO 1 atau 2 stop yaitu 200, 400 atau lebih tinggi sampai mendapatkan hasil yang Anda inginkan. Namun hati-hati menggunakan ISO tinggi karena bisa menimbulkan "noise" (bintik-bintik) pada hasil foto Anda (umumnya max ISO 800). Bila Anda menggunakan tripod maka solusinya cukup menurunkan nilai shutter speed dari nilai yang saya rekomendasikan di atas dan biarkan nilai ISO pada nilai 100.

2. Jika hasilnya terlalu terang (over exposed) maka solusinya cukup menaikkan lagi nilai shutter speed dari nilai yang saya rekomendasikan di atas.

Terkait dengan artikel ini, ada salah satu artikel saya lainnya tentang tips membentuk distorsi perspektif pada foto landscape yang bisa Anda terapkan bersama-sama ketika memotret sunrise maupun sunset.

Tips Membuat Foto Hitam Putih (Black and White) Pada Subjek Manusia


Banyak yang mengira kalau foto hitam putih (black and white) itu hanya sekedar berwarna "hitam" dan "putih". Banyak pula yang mengira kalau foto hitam putih itu bisa diterapkan pada semua objek dan momen. Awalnya saya pun berfikir demikian tapi pemahaman saya berubah setelah mendengar sahabat saya yang menceritakan bahwa 2 folder foto hitam putih miliknya ditolak semua oleh seorang fotografer pro spesialis black and white asal Indonesia. Sepertinya ada sesuatu yang perlu diperhatkan lagi, sesuatu yang perlu didalami dalam membuat foto hitam putih.

Kali ini cuma sekedar tips dasar yang saya yakin Anda semua ingin mengetahuinya. Baiklah kita mulai saja.

Dalam ilmu desain grafis khususnya "color" ada yang disebut sebagai RGB. Ia gabungan atau mewakili dari 3 warna yaitu Red (merah), Green (hijau), Blue (biru). Lantas apa hubungannya dengan foto hitam putih? Mari kita cari tahu jawabannya.

Apakah Anda mahir menggunakan photoshop? Jika iya, silahkan jalankan photoshop Anda sekarang. Ambil salah satu foto portrait (subjek manusia) untuk dijadikan bahan contoh. Setelah itu pilih tab "CHANNELS", perhatikan gambar di bawah:




Pada tab CHANNELS sesuai gambar di atas terdapat 4 channel warna dan channel yang pertama yaitu RGB yang merupakan gabungan dari 3 warna. Sedangkan 3 channel lainnya adalah channel yang mewakili masing-masing warna dari RGB yaitu channel Red, Green dan Blue. Ketika Anda memilih channel selain RGB entah itu Red, Green, atau Blue maka foto Anda akan berubah menjadi hitam putih. Tapi coba Anda perhatikan lagi, masing-masing dari ketiga channel tersebut menghasilkan warna hitam putih yang berbeda satu dengan yang lainnya. Silahkan Anda buktikan dengan mengklik satu persatu dari 3 channel tersebut.

Khusus untuk channel Red, warna hitam putih yang dihasilkan akan lebih cenderung cerah dan putih pada bagian kulit. Mau tahu alasannya?

Hanya ada satu warna dari RGB yang paling dominan dengan kulit manusia yaitu Red alias merah. Seputih apapun kulit Anda pasti masih memiliki unsur merah kecuali Anda tidak memiliki darah dalam tubuh. Nah, ketika Anda menggunakan channel Red maka warna yang dipilih untuk dikonversi menjadi warna "putih" adalah merah sedangkan yang lainnya menjadi bagian warna hitam. Oleh sebab itu pada channel Red kulit manusia akan menjadi lebih terang.

Khusus untuk channel Green, warna hitam putih yang dihasilkan masih dalam kadar normal. Karena selain warna merah, kulit manusia juga memiliki unsur warna kuning namun kadarnya lebih sedikit dari warna merah. Sedangkan Green alias hijau mendekati warna kuning. Oleh sebab itu pada channel Green warna hitam putih yang dihasilkan itu stabil dan tidak seekstrim channel Red. Mengapa? Karena pada kulit manusia unsur warna merah jauh lebih banyak ketimbang unsur warna kuning apalagi hijau. Paham?

Uraian di atas cuma penjelasan awal dengan photoshop, lalu bagaimana teori ini bisa diterapkan pada kamera?

Pada kamera canon tersedia picture style "Monochrome" dalam simbol (M). Secara default picture style monochrome adalah untuk foto hitam putih tapi dengan toning effect didalamnya kemudian bisa diubah menjadi sepia, blue, purple dan green. Nah, selain toning effect tersedia juga filter effect yang cara kerjanya sama seperti channel pada photoshop di atas. Perbedaanya pada filter effect terdapat 4 pilihan filter yaitu Yellow, Orange, Red, Green.

Jadi, kita bisa menarik kesimpulan bahwa ketika ingin membuat foto hitam putih pada subjek manusia dengan membuat "kulit" si subjek menjadi lebih putih maka cukup merubah filter effect menjadi Red. Tapi hati-hati, akan sedikit menggangu jika subjek mengenakan atribut atau properti berwarna merah seperti baju atau topi.

7 Tips Membuat Foto Makro (Macro Photography)


Macro Photography (atau Photomacrography atau Macrography) adalah genre fotografi yang fokus pada subjek berukuran kecil seperti serangga atau hewan kecil lainnya. Oleh sebab itu genre ini disebut juga sebagai fotografi close-up yang sangat ekstrim. Bahkan seorang fotografer makro bisa membidik mata serangga yang kecil seperti seekor semut.

1. Gunakan Lensa Terbaik


Panjang fokus lensa makro berkisar dari 50mm - 200mm. Meskipun banyak lensa zoom membanggakan untuk pengaturan makro, ini biasanya kurang dari setengah life-size untuk perbesaran makro yang sebenarnya, namun Anda bisa memilih mulai dari 1:1 dan tidak kurang.
Sebuah lensa 50-60mm cocok untuk memotet makro kelas umum tetapi jika Anda ingin jarak subjek yang lebih besar gunakan lensa 100mm tapi ini akan memberikan sedikit beban pada harga lensa.

Untuk subjek seperti kupu-kupu dan capung, jarak lensa ke subjek menjadi lebih penting untuk ukuran panjang lensa Anda sehingga fokus harus lebih besar.

Sedangkan lensa kisaran 150-200mm adalah yang paling mahal, tapi Anda akan mendapatkan hasil yang jauh lebih super ketimbang hasil dari lensa makro biasa.


2. Menambahkan Extension Tube Pada Zoom Focal Standar


Extension Tube merupakan alat tambahan yang dipasang pada lensa untuk memperpendek jarak fokus lensa Anda. Dengan alat ini Anda bisa menghasilkan gambar yang jauh lebih besar dari subjek yang kecil.

Seekor kumbang bunga berkaki tebal dibidik dengan lensa zoom 18-200mm + tube 20mm, ini bisa menjadi contoh alternatif yang jauh lebih murah daripada membeli lensa makro mahal. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan lebih dari 1 extension tube ke lensa Anda.


3. Menambahkan Dioptres Untuk Membuat Fokus Lensa Lebih Dekat

Close-up filter adalah elemen tunggal untuk lensa yang terlihat seperti kaca pembesar. Filter ini memiliki sekrub ulir yang dipasang pada elemen depan lensa dan dapat memberikan alternatif murah untuk menciptakan sebuah lensa makro hebat .

Filter ini tersedia dalam berbagai kekuatan yang diukur dalam dioptri. Close-up filter yang sering tersedia adalah +1, +2 atau +4 dioptri pembesaran.

Dioptres juga tersedia pada filter persegi seperti gaya Cokin Filter. Dan keuntungan lain menggunakan dioptres bisa digunakan juga untuk membuat foto close-up.


4. Terapkan Teknik Depth of Field Yang Sesuai

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan konsep Depth of Field (DOF), pilih bukaan aperture terkecil seperti f/16 atau bahkan f/22. Anda akan menemukan bahwa menerapkanDOF pada aperture f/22 dengan jarak sekitar 15mm adalah yang terbaik.

Di sisi lain mungkin Anda ingin menggunakan DOF yang ekstrim dan menunjukkan sedikitketajaman / fokus seperti menggunakan bukaan aperture "penuh" f/2.8 atau f/4. Dan salah satu keuntungan dari cara ini adalah setiap bagian diluar fokus (seperti background) akan menunjukkan bentuk seperti lingkaran gelembung yang terlihat sangat menarik.


5. Padukan Flash Dengan Ambient Light

Memang dengan menggunakan sebuah cahaya dari flash untuk menghidupkan gambar adalah cara umum yang sering dilakukan, apalagi pemula.

Hati-hati menggunakan flash sepenuhnya pada foto makro. Ketika menghidupkan flash dengan shutter speed naik 1-stop maka hasilnya akan sangat gelap pada bagian background dan hanya terang pada subjek saja. 

Anda bisa menurunkan shutter speed dibawah nilai 1/200 (200detik) untuk membiarkan ambient light tetap ada pada bagian background.



6. Gunakan Bantuan Third Hand


Third Hand merupakan aksesori penting untuk fotografi makro. Ini sangat berguna sekali untuk menjaga posisi subjek tetap stabil dan untuk menghindari gerakan subjek oleh tiupan angin.



7. Pemilihan Background

Pilih latar belakang atau background dengan warna yang berbeda dengan subjek yang Anda bidik.

Fotografi makro memang tidak semudah yang Anda fikir. Selain membutuhkan alat dan skill, ada beberapa masalah umum yang sering dijumpai saat memotret subjek mini seperti makro.

Mengenal Point of Interest (POI) Dalam Fotografi

Tahukah Anda perbedaan antara objek dan subjek dalam fotografi? Untuk menjawab pertanyaan ini coba Anda perhatikan gambar di atas. Pada foto di atas pemotretan dilakukan di pantai saat matahari akan terbenam. Maka objek pada foto di atas adalah "pantai atau pemandangan pantai". Sedangkan subjeknya adalah matahari dan keong.



Lalu apa hubungannya dengan Point of Interest (POI)?

Perhatikan kembali foto di atas, subjek manakah dari foto di atas yang pertama kali menarik perhatian Anda? Maka itulah yang dinamakan Point of Interest (POI) atau bisa juga disebut sebagai subjek utama.

Dalam kaidah fotografi sangat ditekankan untuk menghadirkan POI pada sebuah foto. Gunanya untuk lebih memberi kedalaman visual dan cerita pada sebuah foto. Apakah ini perlu? Silahkan saja Anda memotret tanpa aturan tapi mungkin saja foto yang Anda hasilkan akan dinilai hambar tanpa rasa seni. Karena perlu diingat lagi bahwa fotografi juga termasuk seni.

Bagaimana cara memilih Poin of Interest (POI)?


Ada beberapa tips dasar yang bisa Anda lakukan. Namun ketika Anda memotret sekumpulan orang yang beraktivitas entah apapun itu atau memotret keramaian disebuah pertunjukan, pasar dan jalanan, maka carilah subjek yang paling terlihat berbeda. Entah itu subjek berbeda dari segi aktivitasnya, interaksinya, warna baju dan apapun yang menurut Anda itu bisa menarik perhatian setiap orang yang Akan melihat foto Anda. Sebagai contoh, coba perhatikan foto di bawah ini:




Foto di atas memang sengaja diedit selective color untuk membedakan warna antara subjek utama dan sekumpulan orang sekitar. Meskipun tanpa diedit, subjek utama dengan aktivitasnya yang memikul bambu sudah bisa dinilai berbeda dengan aktivitas orang sekitar sehingga layak dipilih menjadi POI.

Cara menempatkan Poin of Interest (POI)

Tidak ada aturan akan hal ini namun ini anjuran oleh para profesional. POI atau subjek utama sebaiknya ditempatkan pada area rule of third. Menurut mereka yang berpengalaman bahwa sebuah foto dengan penempatan POI pada rule of thirds akan jauh lebih enak dipandang. Selain itu, foto tersebut akan lebih dinilai teratur dalam memilih komposisi.

Melakoni profesi fotografer sebaiknya mengikuti kaidah yang berlaku. Jika ingin keluar dari aturan maka buktikan bahwa kreasi Anda jauh lebih baik dengan aturan Anda sendiri. Sekedar mengingatkan bahwa aturan yang dilaksanakan oleh mereka yang profesional bukanlah aturan yang gagal, justru untuk menjadi profesional sebaiknya mengikuti jejak mereka yang lebih dulu mendapat predikat profesional.